Jumat, 10 Mei 2013

Photography Competition

Hello Pontianak, Buat yang Gemar Photography,
Ayo buruan daftar Photography Competition Dies Natalies UNTAN ke-54
Photo akan di pamerkan di Expo tanggal 16-18 Mei 2013 Di Auditorium UNTAN Pontianak
Total Hadiah Jutaan Rupiah, Trofi, Piagam + LED LCD TV dari LG Dan Printer !!
More Information cek Poster and Call Contact person.
BURUAN DAFTAR !!

Eart Hour Pontianak

http://issuu.com/ptkpost/docs/27032013/32
Earth Hour Pontianak
I will, it you will, itu slogan even Earth Hour tahun ini yg pada tanggal 23 Maret 2013 bertepatan  dengan hari Bumi sedunia. Bukan sekedar even selebrasi, tapi Earth Hour ( EH ) ini merupakan komunitas yang mempunyai visi menyelamatkan lingkungan dari ancaman buruk teknologi terkini dan bakal mengeluarkan virus Green Life kepada kita semua, Ini Aksiku! Mana Aksimu!

Dan Sukses kan Earth Hour Tahun depan kalian lh yg bisa menyelamatkan BUMI kita ini dari pemanasan global SEMANGAT.

Selasa, 28 Februari 2012

Curhat Yuk! by Kristine Batasina



Buku keduaku sudah diterbitkan! Judulnya ... Curhat Yuk!
Kita punya tujuan yang tak dapat digantikan oleh siapapun di dunia ini, oleh sebab itu kita harus berusaha untuk menemukannya agar kita bisa meraih potensi hidup kita yang maksimal.

Berkonsep jurnal, ditujukan bagi remaja yang ingin menemukan segala sesuatu tentang diri mereka. Kalo Anda punya adik, sepupu, keponakan, sodara, sohib, anak tetangga atau siapa saja yang sedang dalam masa transisi menuju dewasa, buku ini sangat highly recommended!

ini multiply nya :

sinopsis Yakuza moon

Penulis : Shoko Tendo
Penerbit : Gagas Media
Halaman : 245 halaman
Yakuza Moon adalah sebuah buku yang berisi kisah hidup seorang perempuan yang terlahir dari keluarga yakuza. Keluarga yakuza seringkali dianggap sebagai orang-orang buangan dalam masyarakat. Anak-anak mereka pun menjadi korban.
Tendo yang seringkali menerima perlakuan buruk dari lingkungannya menjadi seorang anak berandalan. Ia mulai menghirup thinner, memukuli dan dipukuli orang, serta terlibat dalam hubungan seks. Ironis, pada usia 12 tahun, ia telah kehilangan keperawanannya.
Ia pun tumbuh menjadi wanita yang selalu dikelilingi kekerasan. Ia bekerja sebgai hostes di sebuah bar. Acap kali ia berhubungan dengan lelaki yang telah beristri. Ia hanya dijadikan wanita simpanan dan kerap menerima perlakuan kasar dari mereka.
Suatu ketika, ia menato tubuhnya. Gambar yang dipilih adalah Jigoku Dayu, seorang pelacur kelas atas di era Muromachi. Dayu adalah tokoh nyata. Pada era Muromachi, kehidupan pelacur adalah kehidupan yang keras. Mereka mesti bekerja keras untuk menebus hidup mereka atau menarik hati seorang saudagar untuk membebaskan mereka. Tendo merasakan hal yang sama terjadi pada dirinya. Sejak Dayu berada di balik punggungnya, Tendo berubah menjadi wanita yang ambisius. Ia pun kembali bersemangat pada hidupnya dan memilih untuk berusah merubah hidupnya.
Pernikahannya dengan Taka, seorang yakuza, bukanlah sesuatuyang indah. Saat itu, keluarga mereka tengah mengalami kebangkrutan. Ayahnya terlilit hutang sementara ibunya sakit-sakitan. Kakaknya yang menikah dengan seorang penjudi menambah kesulitan Tendo. Kakaknya selalu meminjam uang untuk menghidupi seorang anak sementara suaminya tidak bertanggung jawab dan berada dalam lilitan hutang.
Kematian ibunya membuat Tendo kehilangan semangat. DIa kehilangan sosok ibu yang tegar yang selalu berada di bawah kejantanan suaminya. Tak lama kemudian, ayahnya meninggal. Kematian ayahnya memberikan reaksi yang berbeda terhadap diri Tendo. Ia menjadi bersemangat untuk melanjutkan hidup dengan melupakan masa lalunya. Perceraiannya dengan Taka semakin memantapkan hatinya untuk menghapus yakuza dalam hidupnya dan menggapai identitas dirinya.



copas juga dari http://harmonihitam.wordpress.com

INI HASIL JEPRETAN SAYA GMANA KAH TEMAN2...

Location : Tanjung bajau SINGKAWANG KALIMANTAN BARAT
Photographer : IRSYAD MAULANA

Minggu, 06 November 2011

Asal Usul Kota Pontianak

Kota Pontianak adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Barat di Indonesia. Kota ini juga dikenal dengan nama Khun tien (£™²) oleh etnis Tionghoa di Pontianak.
Kota ini terkenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di utara kota ini, tepatnya Siantan, terdapat monumen atau Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang tepat dilalui garis lintang nol derajat bumi. Selain itu Kota Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas yang adalah sungai terpanjang di Indonesia. Sungai Kapuas membelah kota Pontianak , simbolnya diabadikan sebagai lambang Kota Pontianak.
Asal nama Pontianak dipercayai bermakna Kuntilanak atau hantu perempuan. Konon, ketika Syarif Abdurrahman Alkadrie tiba di daratan Pontianak , ia bertemu dengan hantu kuntilanak dan berhasil mengusirnya.
Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie adalah Pendiri dan Sultan pertama Kerajaan Pontianak. Beliau dilahirkan pada tahun 1142 Hijriah / 1729/1730 M, putra Al Habib Husin, seorang penyebar ajaran Islam yang berasal Arab.
Tiga bulan setelah ayahnya wafat pada tahun 1184 Hijriah di Kerajaan Mempawah, Syarif Abdurrahman bersama dengan saudara-saudaranya bermufakat untuk mencari tempat kediaman baru. Mereka berangkat dengan 14 perahu Kakap menyusuri Sungai Peniti. Waktu dzuhur mereka sampai di sebuah tanjung, Syarif Abdurrahman bersama pengikutnya menetap di sana . Tempat itu sekarang dikenal dengan nama Kelapa Tinggi Segedong.
Namun Syarif Abdurrahman mendapat firasat bahwa tempat itu tidak baik untuk tempat tinggal dan ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mudik ke hulu sungai. Tempat Syarif Abdurrahman dan rombongan sembahyang dhohor itu kini dikenal sebagai Tanjung Dhohor.
Ketika menyusuri Sungai Kapuas, mereka menemukan sebuah pulau, yang kini dikenal dengan nama Batu Layang, dimana sekarang di tempat itulah Syarif Abdurrahman beserta keturunannya dimakamkan. Di pulau itu mereka mulai mendapat gangguan hantu Pontianak . Syarif Abdurrahman lalu memerintahkan kepada seluruh pengikutnya agar memerangi hantu-hantu itu. Setelah itu, rombongan kembali melanjutkan perjalanan menyusuri Sungai Kapuas.
Menjelang subuh 14 Rajab 1184 Hijriah atau 23 Oktober 1771, mereka sampai pada persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Setelah delapan hari menebas pohon di daratan itu, maka Syarif Abdurrahman lalu membangun sebuah rumah dan balai, dan kemudian tempat tersebut diberi nama Pontianak. Di tempat itu kini berdiri Mesjid Jami dan Keraton Kadariah.
Akhirnya pada tanggal 8 bulan Sya’ban 1192 Hijriah,bertepatan dengan hari isnen dengan dihadiri oleh Raja Muda Riau, Raja Mempawah, Landak, Kubu dan Matan, Syarif Abdurrahman dinobatkan sebagai Sultan Pontianak dengan gelar Syarif Abdurrahman Ibnu Al Habib Alkadrie.
Dibawah kepemimpinannya kerajaan Pontianak berkembang sebagai kota pelabuhan dan perdagangan yang cukup disegani.
Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Radjab 1185 H), yang ditandai dengan membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal. Pada 1192 H, Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan pada Kesultanan Pontianak. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Mesjid Jami’ Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Keraton Kadariah, yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur
Sejarah pendirian kota Pontianak yang dituliskan oleh seorang sejarawan Belanda, VJ. Verth, dalam bukunya Borneos Wester Afdeling, yang isinya sedikit berbeda dari versi cerita yang beredar di kalangan masyarakat saat ini.
Menurutnya, Belanda mulai masuk ke Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi), dari Betawi. Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie (atau dalam versi lain disebut sebagai Al Habib Husin), setelah meninggalkan kerajaan Mempawah mulai merantau. Di Banjarmasin , ia menikah dengan adik sultan bernama Ratu Sarib Anom. Ia berhasil dalam perniagaan dan mengumpulkan cukup modal untuk mempersenjatai kapal pencalang dan perahu lancangnya. Kemudian ia mulai melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
Dengan bantuan Sultan Passir, Syarif Abdurrahman kemudian berhasil membajak kapal Belanda di dekat Bangka, juga kapal Inggris dan Perancis di Pelabuhan Passir. Abdurrahman menjadi seorang kaya dan kemudian mencoba mendirikan pemukiman di sebuah pulau di sungai Kapuas. Ia menemukan percabangan sungai Landak dan kemudian mengembangkan daerah itu menjadi pusat perdagangan yang makmur, dan Pontianak berdiri.




Translate
bahasa sunda...

Kota pontianak teh kota na provinsi kalimantan barat di Indonesia. Ieu kota kasohor oge ku ngaran Khun tien ku etnis tionghoa di pontianak.
Kota ie kasohor kota khatulistiwa ku sabab lantaran dilewatan ku garis lintang nol derajat bumi. Di utara kota ieu ...na di siantan, aya tugu khatulistiwa nu di wangun pas dina tempat nu di lewatan ku garis nol derajat. Salain eta kota pontianak oge dilewatan ku sungai kapuas nu eta sungai teh pang panjangna di indonesia.
Asal ngaran pontinak nyaeta ti kuntilanak atawa jurig awewe. Cenah, pas sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie tepi di tatar pontianak, enjeun na teh panggih jeung jurig kuntilanak ngan bisa diusir.
Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie teh nu ngadirikeun jeung sultan kahiji di kerajaan pontianak. Anjeunna bobor di taun 1142 hjriah/1729/1730 M, putra Al Habib Husin,  teh penyebar ajaran islam nu asalna ti arab.
Tilu bulan saatos bapana wafat dina taun 1184 hijriah di kerajaan Mempawah, Syarif Abdurrahman sareng sodara sodara na ngamufakat bade milarian tempat enggal kanggo dicicingan. Anjeunna na angkat ngangge 14 parahu kakap nyusuran sungai peniti. Pas waktos dzuhur anjeunna  nepi di tanjung, Syarif Abdurrahman  cicing di dinya. Eta tempat ayeuna dikenal kungaran Kelapa Tinggi Segedong.
Ngan Syarif Abdurrahman ngarasakeun rarasaan mun d tempat eta moal alus kanggo di cicingan jeung anjeunna mutuskeun nglanjutkeun balik ka hulu sungai. Tempat Syarif Abdurrahman jeung rombongan na solat dzuhur eta teh ayeuna di kenal ku sebutan Tanjung Dhohor.
Pas nyusuran sungai kapuas, anjeunna manggihan hiji pulau nu ayeuna di apal ku ngaran batu layang, dimana ayeuna di tempat eta Syarif Abdurahman jeung keturunan na di makam keun. Dina pulau eta anjeunna sok di ganggu ku jurig pontianak. Syarif Abdurrahman marentahkeun ka pengikutna nga lawan eta jurig jurig. Sa entos rombongan balik deui ngalanjutkeun nyusuran sungai kapuas.
Pas subuh 14 Rajab 1884 Hijriah atawa 23 Oktober 1771, manehna tepi di panyimpangan Sungai Kapuas jeung Sungai Landak. Sa atos dalapan hari nebasan pohon di daratan, Syarif Aburrahman ngawangun imah jeung tempat terus eta tempat di ngaranan Pontianak. Dina  tempat ayeuna d wangun Mesjid Jami jeung Keraton Kadariah.
Akhirna dina tanggal 8 sasih Sya’ban 1192 Hijriah, patepangan sareng hari isnen jeung di hadiran ku Raja Muda Riau, Raja Mempawah, Landak, Kubu dan Matan, Syarif Abdurrahman di nobatkeun jadi sultan Pontianak menangkeun gelar Syarif Abdurahman Ibnu Al Habib Alkadrie.
Di handapeun kapamimpinan kerajaan Pontianak jadi kota pelabuhan jeung perdagangan nu cukup di pika segen.
Kota Pontianak didirikeun ku Syarif Abdurrahman Alkadrie dina dinten rabu, 23 Oktober 1771(14  Radjab 1185 H), nu ditandaan ku ngabuka leuweung di panyimpangan tilu Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil jeung Sungai kapuas kanggo didirikeun balai jueng imah. Dina 1992 H, Syarif Abdurrahman dikukuhkeun jadi Sultan di Kesultanan Pontianak. Tempat pemerintahanna ditandaan ku di wangunna Mesjid Jami Sultan Abdurrahman Alkadrie jeung Keraton Kadariah, nu ayeuna aya di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.
Sejarah dibangunna kota Pontianak nu dituliskeun ku sejarawan Walanda, VJ. Verth dina bukuna Borneos Wester Afdeling, nu isina teu beda jauh tina versi nu aya dina masyarakat ayeuna.
Saurna, Walanda mulai asup ka pontianak tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi), ti Betawi. Verth nuliskeun http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4064197144407421775Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie (atawa dina versi nu lain di sebut jadi Al Habib Husin), saatos ninggalkeun kerajaan Mempawah mulai ngarantau. Di Banjarmasin, manehna nikah sareng adi ti Sultan nu namina Ratu Sarib Anom. Anjeun na tiasa berhasil dia perniagaan jeung ngumpulkeun modal nu cekap kanggo nga siapkeun persenjataan kapal pencalang jeung perahu lancangnna. Terus anjeunna mulai ngalakukeu perlawanan ka penjajah walanda.
Sareng bantuan ti Sultan Passir, Syarif Abdurrahman tiasa ngabajak kapal walanda di cakeut bangka, oge kapal Inggris jeung Perancis di pelabuhan Passir. Abdurrahman jadi urang beunghar teras bade nyobian ngadirikeun pamukima di pulau nu aya di Sungai kapuas anjeunna mendakan panyimpangan Sunga Landak jeung ngembangkeun eta daerah jadi pusat perdagangan nu makmur, teras jadi Pontianak.